Latah
Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi.,M.Si. Ada Empat Macam latah antara lain :
1. Ekolalia: mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia: meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia: mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
2. Ekopraksia: meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia: mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience: melaksanakan
perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita
dikejutkan dengan seruan perintah seperti ”sujud” atau ”peluk”, ia
akan segera melakukan perintah itu.
Ada beberapa teori yang menyebabkan
timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori Pemberontakan. Dalam kondisi
latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa
bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah
obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan
atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut ”latah gaul”
Syarat munculnya latah adalah adanya
keterkejutan. Untuk mengurangi dan menyembuhkan latah, ia harus bisa
menemukan ketenangan hidup. Misalnya, keluar dari rumah kalau orang
tuanya kerap melakukan tekanan atau berganti bidang pekerjaan jika
pekerjaannya itu membuatnya stres.
Untuk menyembuhkan si latah,
lingkungan memang harus berempati. Ada penderita latah yang sembuh
sendiri setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya, penderita
dianjurkan melakukan latihan relaksasi, meditasi, dan konsentrasi
secara rutin. Kegiatan ini akan membantu penderita menuju kesembuhan.
Dan, sering-seringlah melakukan aktivitas menyenangkan yang tidak
membuat stres (Dr. Rinrin R. Khaltarina, Psi., M.Si.).
Terapi puasa cukup populer di Eropa
maupun AS. Kabar gembira lain, hasil riset terakhir membuktikan puasa
yang dijalankan secata tepat dan benar, bisa berfungsi sebagai terapi
bagi penderita latah. Ini bersumber kepada fakta bakti bahwa pausa
dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri.
informasi yang sangat bagus sekali
ReplyDeletecbr 250rr